Di Pelataran candi Prambanan
Oleh : Emy suci triani
Menatap jauh bangunan menjulang
Sekeping hati menapak tangga
Mengurai senyum menghias langkah
memanas pasir di hangatnya senja
runtuhan candi yang bertaburan
melambai memanggil para turis
tuk memandang sejarah zaman
yang tak penah menepis
batu indah yang tersusun
ku lewati dengan penuh arti
Termenung dibawah mimpi
Menatap keindahan di pelaratan candi Prambanan
PUISI CINTA PRAMBANAN
Embun di Prambanan
matahari menari di celah pahatan
mengungkap rahasia siluet tubuhmu, lekuklekuk gairah
semampai langkah menapaki undakan tahta
pada relief, persetubuhan kita terpahat
tanpa batas istirah.
Batubatu terhampar di pelataran
bukanlah reruntuhan, ialah jejak hidup, ialah hurufhuruf
terurai dari kalimat takjub yang tak ada habisnya
bongkahan prasasti yang akan selalu kautemukan di hatiku
walau seribu tahun terkubur abu merapi.
Permaisuri,
kuagungkan dirimu dalam sebuah arca dewi
seluruh kerajaan hatiku kunobatkan hanya untukmu
satu candi adalah persembahan, seribu candi
kasih yang abadi.
CANDI PRAMBANAN
”Kujadikan kau yang ke seribu
wahai Roro Jonggrang”
Begitu kutuk Bandung Bondowoso
Sang Raja Pewaris Mataram Kuno
Maka jadilah aku patung
Dan konon kaumku harus pergi
Atau tetap singgah dan akhirnya merana
Jadi perawan tua
Sebenarnya, bukan aku tak mencintaimu
Wahai Bandung nan tampan dan perkasa
Aku pun putri raja
Kuwajibanku menjaga kedaulatan negara
Ideologi kita tak sama
Dan itu garis pemisah diantara kita
Karena itu maafkan kalau aku mesti menipumu
Mengerahkan kaumku
Tuk memukul lesung memanggil matahari
Hingga semua anak buahmu
Lari tunggang langgang dan tak selesaikan
Candi permintaanku.
Jangan kau sedih karena aku tlah jadi batu
Bukankah cinta tak mesti bersatu.
Prambanan
Embun di Prambanan
matahari menari di celah pahatan
mengungkap rahasia siluet tubuhmu, lekuklekuk gairah
semampai langkah menapaki undakan tahta
pada relief, persetubuhan kita terpahat
tanpa batas istirah.
Batubatu terhampar di pelataran
bukanlah reruntuhan, ialah jejak hidup, ialah hurufhuruf
terurai dari kalimat takjub yang tak ada habisnya
bongkahan prasasti yang akan selalu kautemukan di hatiku
walau seribu tahun terkubur abu merapi.
Permaisuri,
kuagungkan dirimu dalam sebuah arca dewi
seluruh kerajaan hatiku kunobatkan hanya untukmu
satu candi adalah persembahan, seribu candi
kasih yang abadi.
No comments:
Post a Comment