mesin pencari

Custom Search

klik sini

Friday, April 23, 2021

Kapal Selam Milik Indonesia

 berikut empat kapal selam lain yang dimiliki Indonesia, apa saja? 

1. Kapal Selam Cakra-401 



  • KRI Cakra-401 merupakan kapal selam yang telah dioperasikan sejak 40 tahun lalu. 
  • KRI Cakra-401 ini adalah buatan Jerman, pengganti dari KRI Tjakra yang didatangkan pada 12 September 1959 dari Uni Soviet (Rusia). 
  • Tak main-main, KRI Cakra ini pernah menunjukkan kemampuan serangnya saat menghancurkan KRI Karang Galang dalam latihan gabungan TNI di perairan Indonesia Timur pada 2008 silam.
  • Namun pada awal 2020, KRI Cakra tampak berada di galangan PT PAL Indonesia dan sedang menjalani perawatan. Hal itu terlihat dari foto yang menjadi latar dari rapat terbatas yang digelar Presiden Joko Widodo di galangan kapal PT PAL di Surabaya, Jawa Timur pada Januari 2020. 
  • Dalam kapal selam buatan Howaldtwerke-Deutsche Werft (HDW) di Kiel, Jerman ini, terbagi atas beberapa ruang. 
  •  Kapal untuk Evakuasi WNI di World Dream Adapun ruang-ruang tersebut antara lain, ruang mesin, ruang baterai, pusat informasi dan tempur, ruang istirahat, serta ruang torpedo berisi 8 tabung torpedo dan 6 torpedo cadangan. 
  • KRI Cakra memiliki panjang sekitar 60 meter dan lebar 6 meter. Kapal selam ini juga memiliki kemampuan untuk menyelam hingga kedalaman 300 meter. 

2. Kapal Selam Nagapasa-403 



  • Nagapasa merupakan kapal selam bertenaga diesel-elektrik yang dibuat di Korea Selatan sejak April 2015. 
  • Nagapasa terinspirasi dari nama anak panah Indrajit, ksatria Alengka dalam lakon pewayangan Ramayana. 
  • Nagapasa dilengkapi sistem peluncur torpedo, rudal, dan ranjau.
  • KRI Nagapasa-403 adalah kapal selam buatan Korea Selatan yang tiba di Indonesia tepatnya di Dermaga Ujung Koarmatim Surabaya, pada 28 Agustus 2017. Pembuatan KRI Nagapasa-403 merupakan kerja sama antara pemerintah Indonesia dengan Korea Selatan lewat perusahaan Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering (DSME) Co Ltd. Kerja sama dengan Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering (DSME) Co Ltd berupa alih teknologi sehingga Indonesia bisa memproduksi sendiri kapal selam lewat PT PAL. 
  • Adapun skema kerja samanya ialah Indonesia memesan dua kapal selam yamg diproduksi Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering (DSME) Co Ltd. Sedangkan sisa satu kapal selam diproduksi oleh PT PAL. 
  • Kapal selam Nagapasa-403 ini memiliki panjang 61,3 meter, lebar 7,6 meter, dan dapat melaju dengan kecepatan 21 knot di bawah air. Kapal selam ini dipersenjatai torpedo dengan fasilitas delapan buah tabung peluncur. 
  • Nagapasa-403 juga dilengkapi sistem persenjataan terkini dengan peluncur torpedo yang mampu meluncurkan torpedo 533 mm dan peluru kendali anti kapal permukaan. 
  • Penamaan Nagapasa diambil dari anak panah Indrajit yang dahsyat, diyakini akan mampu melaksanakan tugas dan fungsinya dalam menjaga dan mempertahankan kedaulatan negara, keutuhan wilayah, melindungi kehormatan serta keselamatan bangsa dan menegakkan hukum di perairan Indonesia. 

3. Kapal Selam Ardadeli-404 



  • KRI Ardadedali-404 ialah kapal selam hasil kerja sama pemerintah RI dengan Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering (DSME) Co Ltd. 
  • Kapal Selam Ardadedali-404 diserahterimakan setelah Kapal Selam Nagapasa-403. 
  • pemberian nama Ardadedali diambil dari salah satu nama senjata panah yang dimiliki oleh tokoh cerita mahabarata Arjuna. 
  • Dalam cerita, Ardadedali berbentuk ujung anak panah pusaka seperti burung dan memiliki jiwa. Anak panah Ardadedali dapat melumpuhkan musuhnya di dalam pertempuran besar. 
  • Kapal selam Ardadedal-404 memiliki peluncur torpedo yang mampu meluncurkan torpedo 533 milimeter. 
  • KRI Ardadedali juga memiliki peluru kendali antikapal permukaan yang merupakan modernisasi armada kapal selam TNI AL. Kapal tersebut memiliki panjang 61,3 meter dan diameter 6,2 meter. 
  • Kapal Selam Ardadedali-404 mampu menampung 40 kru kapal. Selain itu, kapal selam ini juga memiliki kecepatan mencapai 21 knot di bawah air dan 12 knot di permukaan. 
  • KRI Ardadedali-404 mampu berlayar lebih dari 50 hari untuk menunjang fungsi operasi. Kapal selam ini memiliki empat mesin diesel MTU 12V493 yang mendukung jarak jelajah mencapai 18.520 kilometer. 

4. Kapal Selam Alugoro-405 



  • Keberhasilan pembangunan kapal selam KRI Alugoro-405 menjadikan Indonesia satu-satunya negara di kawasan Asia Tenggara yang mampu membangun kapal selam.(SETPRES/AGUS SUPARTO)
  •  KRI Alugoro-405 merupakan kapal selam ke-5 milik Indonesia buatan anak bangsa, yaitu PT PAL Indonesia (Persero). 
  • Alugoro diproduksi PT PAL dengan skema transfer teknologi dengan perusahaan Korea Selatan, Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering Co Ltd (DSME). 
  • Adapun kerja sama pembuatan Alugoro antara Indonesia-Korea Selatan tercetus sejak 26 Desember 2014 dan lunas per 30 Mei 2016. 
  • Pengiriman bagian dari Korea Selatan ke Indonesia pada 19 Maret hingga 25 Mei 2017 dan pemberian nama Alugoro terjadi pada 11 April 2019. 
  • Nama Alugoro sendiri diambil dari salah satu senjata berbentuk Gada yang dimiliki Prabu Baladewa yang merupakan tokoh wayang yang dikenal adil, tegas dan jujur. 
  • Saat ini, Alugoro digunakan oleh Komando Armada II (Koarmada II). 
  • Kapal selam ini merupakan kapal selam jenis Diesel Electric U209/1400 Chang Bogo Class dengan spesifikasi panjang 61,3 meter dan mampu menampung 40 orang kru serta tim khusus TNI AL. 
  • Kemampuan jelajah Alugoro sendiri dapat bertahan hingga 50 hari pada saat menjalani operasi dan dapat bertahan hingga 30 tahun ke depan. 
  • Sedangkan, kecepatan kapal selam ini mampu melaju maksimal sekitar 21 knot pada kondisi menyelam dan 12 knot ketika berada di permukaan. 


Thursday, April 22, 2021

Kisah Laksamana Majapahit Mpu Nala & Pohon Raksasa Bahan Kapal di Pulau Rahasia

Mpu Lembu Nala atau Laksamana Nala adalah Panglima Angkatan Laut Majapahit yang menjabat sejak Majapahit di bawah kekuasaan Tribhuwana Tunggadewi hingga Hayam Wuruk. Panglima Perang disebut Rakryan Tumenggung. 

Nama Mpu Nala sebagai Panglima Perang Majapahit disebut dalam lima sumber sejarah, yaitu Kakawin Nãgarakṛtãgama atau Deçawarṇana, Prasasti Prapancasarapura, Prasasti Batur, Prasasti Bendasari, dan Prasasti Sekar.

Mahapatih Gajah Mada menyadari bahwa untuk menyatukan pulau-pulau di Nusantara tidak bisa dilakukan melalui jalur darat akan tetapi harus dilakukan melalui ekspedisi maritim.

Majapahit sudah memiliki angkatan laut dengan kapal perang bekas tentara Mongol yang dikirim oleh Kubilai Khan untuk menaklukkan Jawa pada saat pemerintahan Kertanegara. Namun, angkatan laut yang dimiliki saat itu masih lemah.

Oleh karena itu, ia meminta bantuan dari Laksamana Nala untuk memperkuat angkatan laut Majapahit, perbaikan kualitas kapal perang Majapahit.

Ia diangkat secara resmi oleh Rajaputri Tribhuwana Tunggadewi sebagai panglima angkatan laut Majapahit. Laksamana Nala lalu banyak menghabiskan waktunya di pangkalan militer angkatan laut, yaitu di Pelabuhan Ujung Galuh, kini pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.

Sebagai seseorang yang lahir dan dibesarkan di daerah pesisir, dunia kemaritiman bukanlah suatu hal yang asing baginya. Ia mempelajari konstruksi kapal perang peninggalan tentara Mongol.

Diketahui terdapat berbagai kelemahan dari kapal perang tersebut. Misalnya, bentuk badan kapal yang gemuk sehingga mempersulit sistem navigasi kapal.

Nala merancang bentuk kapal yang ideal bagi angkatan laut Majapahit. Badan kapal rancangannya dibuat lebih ramping namun kapasitasnya empat kali lebih besar daripada kapal sebelumnya. Kapal ini bahkan mampu menampung ratusan prajurit, bekal selama setahun, dan puluhan ribu kuda.

Kapal rancangan Laksamana Nala terbuat dari sejenis kayu pohon raksasa yang tumbuh di pulau yang dirahasiakan. Selain itu, kapal perang Majapahit dilengkapi dengan meriam cetbang.

Setelah internal angkatan laut Majapahit dibenahi, Laksamana Nala mulai memimpin ekspedisi maritim ke seluruh Nusantara di bawah pengawasan Gajah Mada.

Pada 1339-1341, angkatan laut yang dipimpin oleh Laksamana Nala berhasil menundukkan seluruh Nusantara bagian barat yang dimulai dari kerajaan Samudra Pasai, ke seluruh Pulau Sumatera, Semenanjung Melayu, dan berakhir di Kalimantan.

Ekspedisi Majapahit ke tanah Samudra Pasai merupakan ekspedisi terbesar selama Majapahit berdiri dengan mengikutsertakan 400 kapal yang mana satu kapal dapat menampung 200-1.000 orang.

Pada 1343, bersama Gajah Mada, Laksamana Nala mampu menaklukkan Nusantara Timur yang dimulai dari Bali, Lombok, Sumbawa, Seram, Sulawesi, dan berakhir di Dompo.

Angkatan laut Majapahit di bawah komando Laksamana Nala merupakan angkatan laut terbesar dan terkuat di dataran Asia Tenggara. Kekuatan kurang lebih 40.000 tentara menjadikan Majapahit sebagai sebuah negara adikuasa yang disegani di kawasan Asia Tenggara bahkan kekaisaran China.

Dalam buku Kisah Para Kesatria Penjaga Samudra karya Agus Soeroso dan Majapahit Peradaban Maritim karya karya Irawan Joko diceritskan, Nala menempatkan gugus kapal perang berjumlah beberapa puluh untuk menjaga lima titik penting perairan Nusantara.

Armada gugus pertama bertugas di sebelah barat pulau Sumatera sebagai gugus kapal perang penjaga samudera Hindia di bawah pimpinan Laksamana yang berasal dari Jawa Tengah;

Armada gugus kedua kapal perang penjaga Laut Kidul atau sebelah selatan Pulau Jawa di bawah pimpinan seorang Laksamana putra Bali.

Armada gugus ketiga bertugas menjaga perairan selat Makasar dan wilayah Ternate, Tidore, dan Halmahera di bawah pimpinan seorang Laksamana putra Makasar.

Armada gugus keempat menjaga Selat Malaka dan Kepulauan Natuna di bawah pimpinan seorang Laksamana dari Jawa Barat.

Armada gugus kelima menjaga Laut Jawa hingga ke arah timur sampai kepulauan rempah-rempah Maluku. Armada Jawa ini mengibarkan bendera Majapahit ditambah lagi bendera emas simbol istana Majapahit , biasanya dipimpin oleh seorang Laksamana berasal dari Jawa Timur.

Setiap armada gugus kapal perang terdapat kapal bendera tempat kedudukan pimpinan komando tertinggi bagi semua kapal penyerang, kapal perbekalan, dan pelindung kapal bendera itu sendiri.

Dari kelima armada Majapahit itu beban berat ialah menjaga perairan Selat Malaka dan Laut Cina Selatan yang penuh perompak yang berpangkalan di sekitar wilayah Campa, Vietnam, dan Tiongkok.

Armada keempat yang menjaga Selat Malaka itu biasanya dibantu oleh armada pertama penjaga Samudera Hindia jika perompak melarikan diri ke barat laut menyusuri Selat Malaka.

Armada Laut Selatan biasanya membantu Armada Jawa dalam menjaga keamanan kapal-kapal dagang pembawa rempah-rempah yang melalui Selat Sunda yang lebih aman menuju India dan Timur Tengah.

Tugas lain armada Laut Kidul adalah menjaga Selat Bali dan perairan selatan Nusa Tenggara, bahkan di sebelah selatan Pulau Bali terdapat galangan kapal-kapal Majapahit yang cukup besar.

Armada Ketiga bertugas menjaga kapal penyusup dari wilayah Mindanao Filipina sekaligus menjaga kepulauan rempah-rempah Maluku jika kekuatan Armada Jawa sedang dipusatkan di perairan Jawa untuk mengawal sang Prabu Hayam Wuruk beranjangsana ke wilayah pesisir timur Pulau Jawa.

Armada Jawa merupakan kekuatan terbesar Armada gugus kapal perang Majapahit karena tugasnya paling berat menjaga pusat kerajaan istana Majapahit sekaligus menguasai jalur laut menuju kepulauan rempah-rempah Maluku yang dkuasai langsung oleh pemerintah pusat Majapahit.

Semua jenis kapal perang Majapahit mulai dari kapal perbekalan hingga kapal bendera adalah kreasi jenius dari Mpu Nala yang sekaligus seorang Laksamana Laut yang handal. Nala menciptakan kapal-kapal dari sejenis kayu raksasa yang hanya tumbuh di sebuah pulau yang dirahasiakan. Pohon raksasa yang cocok untuk dibuat kapal itulah yang membuat kapal-kapal Majapahit cukup besar ukurannya di masa itu.

Setelah Gajah Mada dan Mpu Nala wafat maka kekuatan Majapahit pun berangsur lemah apalagi tatkala terjadi perang paregreg kapal-kapal Majapahit saling serang satu sama lain, terjadi kehancuran bagi seluruh armada.

Wednesday, April 21, 2021

spesifikasi Jet Tempur KFX/IFX

 

Jet Tempur KFX/IFX


Korean Fighter Xperiment(KFX) dan Indonesia Fighter Xperiment (IFX)


pesawat tempur multi role generasi 4,5 ini masih terkendala pengadaan beberapa komponen yakni, electronically scanned array (AESA) radar, infrared search and track (IRST), electronic optics targeting pod (EOTGP) and Radio Frequency jammer. Termasuk technical asistance agreement dari Amerika Serikat


Pembuatan pesawat tempur yang menghabiskan anggaran sebesar Rp21,6 triliun digadang-gadang memiliki kemampuan melebihi pesawat tempur Eurofighter buatan Inggris dan F-18 buatan Amerika Serikat (AS). Sebab, pesawat tersebut didesain dengan teknologi canggih secara aerodinamis dan memiliki kemampuan manuver yang tinggi dan dilengkapi dengan kemampuan semi-stealth, semi conformal missile launcher, advanced avionics, dan air refuelling. Termasuk kemampuan khusus yakni perusak sistem elektronik musuh atau disebut jammer electronic

Pesawat supersonik ini juga dilengkapi radar yang bisa menangkap pergerakan musuh dari segala penjuru. Juga dilengkapi optical targeting system yang berfungsi sebagai mata karena bisa menangkap beberapa lawan sekaligus. Rencananya, jumlah pesawat ini akan diproduksi sebanyak 168 unit, di mana Korea akan memiliki 120 pesawat dan Indonesia 48 pesawat untuk tiga skadron. Berbeda dengan Korea, untuk kebutuhan TNI AU pesawat ini akan dilengkapi dengan drag chute atau payung parasut dan external fuel atau tanki eksternal. Dalam proses pembuatannya, Korean Aerospace Industries (KAI) 80% sedangkan PT Dirgantara Indonesia (DI) 20% dalam penyediaan komponennya.

Ada tiga tahapan dalam pembuatan pesawat ini yakni, tahap pengembangan teknologi atauTechnology Development Phase selama dua tahun yang menghasilkan konfigurasi awal pesawat tempur ini. Kemudian Engineering Manufacturing Development Phase dan faseprototyping atau prototipe sebelum akhirnya diproduksi massal. Jika proyek ini berjalan dengan baik maka dipastikan Indonesia akan menjadi negara yang disegani di kawasan.

klik ini

Entri Populer seminggu