mesin pencari

Custom Search

klik sini

Wednesday, October 1, 2014

Situs Kebudayaan Jawa Merendahkan Hati, Meninggikan Mutu


Kebanggaan orang Jawa tampaknya belum pudar. Sebagai salah satu suku di Indonesia dengan populasi paling tinggi sekaligus konon kabarnya paling tua dalam hal peradaban, kebudayaan Jawa tak bisa disangsikan kemajemukannya. Mulai dari aksara kuno, perhitungan tanggal dan bulan, ramal-ramalan sampai dengan peninggalan candi tertua ada di budaya satu ini.

Tiga dari empat pemimpin bangsa ini pun berasal dari Jawa, tidak kurang pula jajaran menteri dan pejabatnya. Bahkan sebelum otonomi daerah dikampanyekan, gubernur di provinsi non-Jawa pun dipegang oleh orang suku Jawa. Bukan ingin mendiskreditkan suku satu ini, tapi demikianlah fakta berbicara.

Kultur Jawa sedemikian erat melekat pada bangsa kita. Kebanggaan pada keragaman kultur Jawa inilah barangkali yang mengilhami dibuatnya www.jawapalace.org. Bagi orang yang berminat mempelajari seluk beluk budaya Jawa, situs ini akan menjawab lengkap semua rasa ingin tahunya. Dilengkapi dengan search engine, situs yang terdiri atas 26 rubrik ini siap memberi informasi segala hal seputar Jawa.

Pada rubrik ”Sejarah” diungkap kisah kerajaan Jawa pertama sampai dengan perjuangan melawan Belanda dan masuknya Islam. Kisah Demak, Mataram dan Majapahit tidak ketinggalan diulas tuntas. Penggemar sastra yang ingin mempelajari sastra Jawa bisa meng-klik rubrik ini dan akan mendapat informasi tentang kemajuan sastra Jawa dari zaman Pakubuwono sampai Mangkunegaran.

Tanpa Fanatisme

Penasaran dengan aksara Hanacaraka? Di sini lengkap segala makna dan cara membaca aksara Jawa kuno ini. Kebanggaan sang pengelola situs sebagai orang Jawa tidak bisa diingkari dengan adanya rubrik ”Tokoh” di mana terdapat nama-nama seperti Gajah Mada, Senopati, Diponegoro, Walisongo, Ken Arok, Soedirman hingga Soekarno. Namun kebanggaan itu bisa sedikit diredam dengan menghadirkan daftar tokoh nasional kini yang tidak semuanya orang Jawa.

Menurut sang pengelola situs, Soeryowicaksono, dalam rubrik ”Visi Kami”, ciri dari orang Jawa itu adalah suka bergotong royong, berbudi, tepo seliro, dan semua yang bagus-bagus. Ia juga bicara mengenai manusia Jawa yang bijak dan terus mengikuti kemajuan global.

Bahkan si pengelola ini memunculkan potret dirinya dalam busana Jawa tulen komplit dengan blangkon. Tapi dalam salah satu petikan kata sambutannya ia menulis: ”Tentunya, dengan tanpa fanatisme sempit dan mengkultuskan budaya sendiri serta meremehkan nilai kebudayaan yang lain, www.jawapalace.org ingin berbagi riwayat dan khasanah tentang ide-ide ”leluhur jawa” dahulu serta perkembangan sekarang hingga mengantarkan perjalanan profil manusia Jawa aru menuju tersambungnya suasana harmoni kebudaya global nanti, dengan memakai wilayah pergaulan adab dunia ke kinian, lantas menyikapi aliran budaya kedepan secara luwes dengan landasan keluhuran budi, melalui info media Website ini”.

Luar biasa, sungguh menyiratkan sifat orang Jawa sejati yang rendah hati, atau kalau dalam bahasa anak muda kini: merendahkan diri tapi meninggikan mutu. Tidak heran ada pameo yang mengatakan bahwa kata jawa sendiri berasal dari singkatan ”jaga wibawa”. Sebuah pameo tipikal seperti halnya padang artinya ”pandai berdagang” atau batak kependekan dari ”banyak taktik”.

Dari tayangan situs ini kami mengharapkan budaya daerah lain misalnya Kutai, Toraja, Batak, Bali, Maluku, Asmat, dan sebagainya bisa membuat situs seperti ini dan mampu ditayangkan secara detil, dan kami bisa me-link sehingga Kebhinekaan Bangsa Indonesia bisa dipahami melalui situs kekinian ini,” demikian penjelasan Soeryo kepada SH saat dihubungi Rabu (17/7).

Sedangkan mengenai pemilihan warna dan desain, menurut Soeryo, disesuaikan dengan latar belakang dan format artikel yang disajikan. Pembuatan desain sekaligus artikel dilakukan tidak oleh Soeryo seorang, melainkan dibantu tim dari berbagai disiplin ilmu.

Pengelola situs yang berdiri sejak Agustus 2001 ini boleh berbangga hati dengan tingginya jumlah pengunjung yang terlihat dari data statistik. Sejak September 2001 hingga hari ini tercatat ada 19.547 orang pengunjung, di mana paling banyak dikunjungi pada bulan November 2001, yakni sebanyak 4525 orang.

Mayoritas pengunjung situs ini adalah orang Jawa tulen. Tidak tanggung-tanggung, banyak di antara mereka yang menggunakan bahasa Jawa kromo inggil. Kalau sudah begini, jelas sekali bahwa kebanggaan sebagai orang Jawa takkan pernah pudar di makan zaman, tidak peduli di dunia maya sekalipun. Fantastis! (SH/merry magdalena)

No comments:

Post a Comment

klik ini

Entri Populer seminggu