mesin pencari

Custom Search
klik sini
Wednesday, October 1, 2014
Filosofi Semar dalam Kebudayaan Jawa
Dikalangan spiritual Jawa ,Tokoh wayang Semar ternyata dipandang bukan sebagai
fakta historis, tetapi lebih bersifat mitologi dan symbolis tentang KeEsa-an,
yaitu: Suatu lambang dari pengejawantahan expresi, persepsi dan pengertian
tentang Illahi yang menunjukkan pada konsepsi spiritual. Pengertian ini tidak
lain hanyalah suatu bukti yang kuat bahwa orang Jawa sejak jaman prasejarah
adalah Relegius dan ber keTuhan-an yang Maha Esa.
Semar dalam bahasa Jawa (filosofi Jawa) disebut Badranaya
Bebadra = Membangun sarana dari dasar
Naya = Nayaka = Utusan mangrasul
Artinya : Mengemban sifat membangun dan melaksanakan perintah Allah demi
kesejahteraan manusia
Javanologi : Semar = Haseming samar-samar
Harafiah : Sang Penuntun Makna Kehidupan
Semar tidak lelaki dan bukan perempuan, tangan kanannya keatas dan tangan
kirinya kebelakang. Maknanya : "Sebagai pribadi tokoh semar hendak mengatakan
simbul Sang Maha Tunggal". Sedang tangan kirinya bermakna "berserah total dan
mutlak serta sekaligus simbol keilmuan yang netral namun simpatik".
Domisili semar adalah sebagai lurah karangdempel / (karang = gersang) dempel =
keteguhan jiwa.
Rambut semar "kuncung" (jarwadasa/pribahasa jawa kuno) maknanya hendak
mengatakan : akuning sang kuncung = sebagai kepribadian pelayan. Semar sebagai
pelayan mengejawantah melayani umat, tanpa pamrih, untuk melaksanakan ibadah
amaliah sesuai dengan sabda Ilahi.
Semar barjalan menghadap keatas maknanya : "dalam perjalanan anak manusia
perwujudannya ia memberikan teladan agar selalu memandang keatas (sang Khaliq
), yang maha pengasih serta penyayang umat".
Kain semar Parangkusumorojo: perwujudan Dewonggowantah (untuk menuntun
manusia), agar memayuhayuning bawono : menegakan keadilan dan kebenaran di bumi.
Ciri sosok semar adalah
- Semar berkuncung seperti kanak kanak,namun juga berwajah sangat tua
- Semar tertawannya selalu diakhiri nada tangisan
- Semar berwajah mata menangis namun mulutnya tertawa
- Semar berprofil berdiri sekaligus jongkok
- Semar tak pernah menyuruh namun memberikan konsekwensi atas nasehatnya
Kebudayaan Jawa telah melahirkan religi dalam wujud kepercayaan terhadap Tuhan
yang Maha Esa, yaitu adanya wujud tokoh wayang Semar, jauh sebelum masuknya
kebudayaan Hindu, Budha dan Islam di tanah Jawa.
Dari tokoh Semar wayang ini akan dapat dikupas, dimengerti dan dihayati sampai
dimana wujud religi yang telah dilahirkan oleh kebudayaan Jawa.
Semar (pralambang ngelmu gaib) - kasampurnaning pati.
Gambar kaligrafi jawa tersebut bermakna :
Bojo sira arsa mardi kamardikan, ajwa samar sumingkiring dur-kamurkan Mardika
artinya "merdekanya jiwa dan sukma", maksudnya dalam keadaan tidak dijajah oleh
hawa nafsu dan keduniawian, agar dalam menuju kematian sempurna tak ternodai
oleh dosa. Manusia jawa yang sejati dalam membersihkan jiwa (ora kebanda ing
kadonyan, ora samar marang bisane sirna durka murkamu) artinya : "dalam menguji
budi pekerti secara sungguh-sungguh akan dapat mengendalikan dan mengarahkan
hawa nafsu menjadi suatu kekuatan menuju kesempurnaan hidup".
Label:
artikel
i just an ordinary guy who wants to live a live that makes a contribution to the world
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
klik ini
Entri Populer seminggu
-
Pekerjaan tidak serta merta merupakan karir, kata pekerjaan (work, job, employment) menunjukan pada setiap kegiatan yang mengh...
-
Dikalangan spiritual Jawa ,Tokoh wayang Semar ternyata dipandang bukan sebagai fakta historis, tetapi lebih bersifat mitologi dan symbolis t...
-
Backorder adalah suatu kondisi dalam pendistribusian barang dimana barang yang dipesan tidak atau belum dapat disediakan baik seluruhnya a...
-
Assalamualaikum wr wb, Yang terhormat Bpk. Kepala Sekolah SMK Komputama Majenang Yang terhormat Wakil Kepala Sekolah SMK Komputama Majenang...
-
berikut empat kapal selam lain yang dimiliki Indonesia, apa saja? 1. Kapal Selam Cakra-401 KRI Cakra-401 merupakan kapal selam yang tela...
No comments:
Post a Comment